Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan peritel fesyen PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) atau Matahari dikabarkan akan kembali menutup gerainya dalam waktu dekat. Hal ini dikonfirmasi oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin.
Pihaknya mengatakan sekitar delapan (8) gerai Matahari akan ditutup permanen.
"Ada kabar dari rekan pengusaha ritel yakni Matahari bahwa akan menutup gerainya lagi, ya kalau tidak salah delapan gerai yang akan ditutup," kata Solihin kepada CNBC Indonesia, Kamis (8/5/2025).
Menurutnya, hal ini juga dampak dari daya beli masyarakat yang masih lesu dan perekonomian Indonesia yang kurang baik.
"Mereka terpaksa tutup ya karena kondisinya demikian, daya beli masyarakat masih lesu, ekonomi Indonesia juga mengkhawatirkan, ditambah banyak yang kena PHK," ungkap Solihin.
Foto: Gerai PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) atau Matahari di Plaza Atrium, Jakarta, Selasa (2/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Gerai PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) atau Matahari di Plaza Atrium, Jakarta, Selasa (2/7/2024). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Solihin menambahkan, peritel fesyen tersebut juga terpaksa kembali menutup gerainya karena dalan kondisi yang cukup sulit.
"Tutup gerai ya memang jalan terakhir, karena kondisinya tidak memungkinkan. Apalagi tren beli baju baru sekarang juga turun drastis, ini amat merugikan peritel pakaian," pungkasnya.
Sebagai catatan, mengutip laporan keuangan tahun 2024 LPPF, penjualan barang dagangan tercatat sebesar Rp12,30 triliun, turun tipis 1,95% secara tahunan atau year on year (yoy) dari setahun sebelumnya Rp12,55 triliun. Bila dirinci, semua lini penjualan pun mengalami penurunan, seperti penjualan eceran-gerai menurun 1,85% yoy menjadi Rp3,66 triliun dan penjualan konsinyasi menurun 2% yoy menjadi Rp8,64 triliun. Bahkan pendapatan Matahari Rewards dari langganan member tercatat sebesar Rp0,0.
Akan tetapi penurunan pendapatan tersebut juga diiring dengan beban penjualan konsinyasi dan beban pokok pendapatan yang menyusut, masing-masing menjadi Rp 5,90 triliun dan Rp 2,13 triliun. Beban usaha juga dapat ditekan menjadi Rp2,97 triliun dan beban lain-lain juga turun menjadi Rp 262,9 miliar.
Alhasil, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk LPPF sebesar Rp 827,7 miliar, naik 22,54% yoy pada tahun 2024. Perusahaan menjelaskan telah menutup sebanyak 13 gerai yang berkinerja buruk sepanjang tahun 2024.
"Penutupan ini memungkinkan realokasi sumber daya ke lokasi-lokasi yang berkinerja lebih tinggi dan optimalisasi operasi," kata manajemen LPPF dalam laporan keuangannya,
(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Kelas Menengah Tertekan, Sektor Ritel 2025 Diprediksi Melemah
Next Article Mal Ini Dulu Diserbu Pengunjung, Kini Sepi bak 'Kuburan'