Harga Minyak Dunia Rebound, Brent Sentuh US$ 63 per Barel

7 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia melanjutkan reli menuju akhir pekan ini, seiring pasar menanti hasil konkret dari negosiasi dagang antara dua raksasa ekonomi dunia: Amerika Serikat dan China. Ketegangan geopolitik yang sempat membayangi perlahan tergeser oleh harapan terobosan diplomatik.

Harga Brent untuk kontrak Juli 2025 ditutup naik ke level US$63,13 per barel pada Jumat (9/5/2025), menguat dari posisi sebelumnya US$62,84. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik ke US$60,19 per barel, menandai penguatan mingguan pertamanya dalam tiga pekan terakhir.

Katalis utama penguatan harga kali ini datang dari sinyal positif di meja perundingan antara Washington dan Beijing. Presiden AS Donald Trump menyatakan optimisme bahwa kesepakatan dengan China dapat mencapai "kemajuan nyata" dalam pertemuan akhir pekan ini. Ini menyusul pernyataannya soal keberhasilan kesepakatan bilateral AS-Inggris, meski belum menyentuh detail komprehensif yang diharapkan pasar.

Namun, China menekankan bahwa penghapusan tarif masih menjadi syarat utama sebelum negosiasi berlanjut. Artinya, ketidakpastian masih membayangi, tetapi harapan pemulihan permintaan tetap memompa optimisme.

Dari sisi suplai, pasar juga menanggapi keras langkah AS yang menjatuhkan sanksi terhadap Hebei Xinhai Chemical Group, salah satu kilang independen terbesar di China. Perusahaan itu dituduh membantu ekspor minyak mentah Iran lewat jalur tidak resmi.

Langkah ini memperketat ekspektasi pasokan global, di tengah kekhawatiran bahwa OPEC+ akan segera mengaktifkan kembali produksi yang sebelumnya dibatasi. Meski belum ada keputusan resmi, rencana ini sempat menekan harga sejak awal tahun.

Sejak Januari 2025, harga minyak sempat kehilangan lebih dari 10% akibat tekanan dari perlambatan ekonomi global dan ekspektasi surplus produksi. Namun dalam sepekan terakhir, harga menunjukkan pola bottoming out, dengan Brent kembali menembus level psikologis US$63 dan WTI menembus US$60.

Dengan dinamika geopolitik, perdagangan, dan sanksi yang saling berkelindan, volatilitas harga minyak diprediksi tetap tinggi dalam beberapa pekan ke depan. Namun untuk saat ini, rebound harga memberi sedikit napas lega bagi pasar energi global.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak

Next Article Harga Minyak Melemah, Pasar Tunggu Perkembangan Perang Rusia-Ukraina

Read Entire Article
Photo View |