Marak PHK Bikin Ekonomi RI Ambruk, Rupiah Bisa Kena Getahnya

21 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dialami para pekerja di Indonesia akan berimplikasi buruk terhadap laju pertumbuhan ekonomi hingga ketahanan kurs rupiah.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Erwin Gunawan Hutapea mengatakan, gelombang PHK yang terus terjadi di Indonesia akan berimplikasi pada ambruknya daya beli masyarakat, sebab kelas pekerja tak akan lagi bisa memperoleh pendapatan bulanan sebagaimana diterima selama bekerja.

Daya beli yang ambruk ini akan menyebabkan komponen penopang utama dalam struktur ekonomi Indonesia, yaitu konsumsi rumah tangga dengan porsi mencapai 55% terhadap PDB akan terus melambat.

"Pastinya daya beli terpengaruh, dan ini akan mengganggu pertumbuhan ekonomi di tengah ekspor yang lemah," kata Erwin dalam Taklimat Media di Kantor Pusat BI, Jakarta, Rabu (7 Mei 2025).

Ketika pertumbuhan ekonomi melemah, Erwin mengatakan, tentu akan berimbas kepada stabilitas kurs. Sebab, pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu fundamental ekonomi yang menjadi sorotan investor atau pelaku pasar keuangan.

"Mungkin dia enggak direct ya ke nilai tukar ya, tapi mungkin dari bagaimana kemudian orang akan melihat pertumbuhan ekonomi kita," tutur Erwin.

"Jadi stabilitas itu kan punya konteks terkait dengan pertumbuhan, karena stabilitas itu membuat perencanaan kegiatan ekonomi lebih mudah, sehingga orang lebih berani mengambil keputusan ekonomi," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia per Februari 2025 naik 0,08 juta orang menjadi 7,28 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini sejalan dengan banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) belakangan waktu.

Sementara itu, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) melaporkan bahwa jumlah tenaga kerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) di RI mencapai lebih dari 18.000 orang dalam dua bulan pertama 2025.

Berdasarkan data dalam laman Satu Data Ketenagakerjaan Kemnaker, jumlah orang yang ter-PHK mencapai 18.610 orang per Februari 2025. Angka tersebut meningkat hampir 6 kali lipat dari bulan Januari yang sebanyak 3.325 PHK.

Di tengah kondisi itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal I-2025 sudah makin jauh meninggalkan level 5%. BPS mencatat, ekonomi RI kuartal I-2025 hanya tumbuh 4,87%, merosot dari laju pertumbuhan kuartal IV-2024 yang sebesar 5,02% dan bahkan anjlok lebih dalam dibanding pertumbuhan kuartal I-2024 sebesar 5,11%.

Sementara itu, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54,53% terhadap ekonomi atau PDB Indonesia pada kuartal I-2025 hanya mampu tumbuh 4,89% yoy, jauh lebih buruk dari kondisi empat kuartal tahun lalu yang memang sudah di bawah 5% di kisaran 4,9%.

Terakhir kali pertumbuhan konsumsi rumah tangga tumbuh di atas 5% terjadi pada kuartal III-2023, yakni sebesar 5,05%. Setelahnya, yakni pada kuartal IV-2023 hanya tumbuh 4,47%, kuartal I-2024 tumbuh 4,91%, kuartal II-2024 sebesar 4,93%, kuartal III-2024 menjadi 4,91%, dan kuartal IV-2024 sebesar 4,98%.


(arj/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Ekonomi RI Lesu di Kuartal I, Diramal Hanya Tumbuh 4,9%

Next Article Video : APBN 2024 Defisit Rp 507,8 Triliun

Read Entire Article
Photo View |