Produk Bundling dan Promo Buy 1 Get 1 Makin Diburu

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa tahun terakhir, bisnis di industri perawatan dan kecantikan di Tanah Air mengalami transformasi signifikan, terutama di platform e-commerce. Brand-brand baru, baik lokal maupun internasional, berhasil mencuri perhatian konsumen dan menggeser dominasi merek-merek besar sebelumnya.

Sejumlah brand baru yang bermunculan empat tahun terakhir di e-commerce terlihat mulai mengambil langkah agresif untuk menarik minat pasar.

Memanfaatkan agresivitas promosi digital, mereka mencatatkan pertumbuhan nilai penjualan luar biasa bahkan hingga 284% hanya dalam satu kuartal, dan berhasil masuk ke dalam jajaran Top 3 brand terlaris di kategori Perawatan & Kecantikan serta Ibu & Bayi di e-commerce Indonesia.

Compas.co.idFoto: Compas.co.id

Temuan ini berasal dari pemantauan data real-time Compas Market Insight Dashboard terhadap lima marketplace besar (Tokopedia, Shopee, Blibli, Lazada, dan TikTok Shop) selama Januari-Desember 2024.

Sepanjang tahun, total nilai penjualan kategori perawatan & kecantikan di e-commerce meningkat signifikan, dari Rp12,6 triliun di kuartal I menjadi Rp17,4 triliun di kuartal IV. Lonjakan terbesar mulai terjadi di kuartal II dan mencapai puncaknya di kuartal III, dipicu oleh masuknya pemain baru dengan strategi agresif dan terukur.

Compas.co.idFoto: Compas.co.id

Para brand pendatang ini tampil dengan pendekatan baru, memanfaatkan gimmick promosi seperti penawaran produk bundling, Buy 1 Get 1, hingga diversifikasi Stock Keeping Unit (SKU) dalam jumlah besar.

Salah satu brand pendatang baru yang kini menempati peringkat ke-2 di kategori serum wajah bahkan mencatat peningkatan penjualan hingga 284% di kuartal ketiga setelah meningkatkan jumlah SKU hingga dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya.

Format bundling juga digencarkan secara masif, dari 77 menjadi 151 SKU hanya dalam satu kuartal. Bahkan, SKU dengan gimmick ikut meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.

Compas.co.idFoto: Compas.co.id

Hal serupa terjadi di kategori Ibu & Bayi, khususnya pada produk vitamin bayi. Salah satu brand yang belum genap 4 tahun ini, berhasil melesat naik ke jajaran empat besar brand terlaris setelah meningkatkan jumlah SKU bundling dari 14 menjadi 41 SKU, yang kemudian dinaikkan lagi menjadi 60 SKU di kuartal berikutnya.

Compas.co.idFoto: Compas.co.id
Compas.co.id

Hasilnya, nilai penjualan brand tersebut melonjak hingga 242,3% pada kuartal ketiga dan naik lagi 124,7% di kuartal keempat.

Peningkatan agresif juga ditopang oleh penambahan SKU gimmick seperti gratis botol bayi atau produk bayi lainnya, yang meningkat dari 6 menjadi 19 SKU pada kuartal ketiga, meski sedikit disesuaikan pada kuartal selanjutnya menjadi 16 SKU untuk mengoptimalkan efektivitas kampanye promosi.

"Fenomena ini mengingatkan bahwa posisi teratas di e-commerce bisa bergeser kapan saja. Tanpa strategi yang adaptif dan berbasis data, brand berisiko kehilangan momentum. Data yang tepat memungkinkan brand membaca perubahan pasar secara real-time dan meresponsnya secara strategis, mulai dari penyesuaian harga, rotasi SKU, hingga promosi yang relevan," ujar Hanindia Narendrata, Co-Founder & CEO Compas.co.id.

Dalam lanskap perdagangan e-commerce yang semakin kompetitif, insight ini menjadi panduan penting bagi brand-brand lain yang ingin tetap relevan dan bersaing. Pengambilan keputusan berbasis data menjadi landasan utama agar brand dapat merespons perubahan pasar secara lebih tepat dan terukur.

"Untuk mendukung hal tersebut, kami secara aktif terus berupaya mengedukasi pasar untuk semakin memanfaatkan data dalam proses pengambilan keputusan. Salah satunya adalah melalui penyajian konten insight berbasis data mengenai pasar e-commerce FMCG, yang kami publikasikan melalui kanal sosial media dan website resmi Compas.co.id," tutup Hanindia Narendrata.


CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(saw/saw)

Read Entire Article
Photo View |