Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan bahwa pemerintah dalam dua tahun ke depan akan melelang 60 blok minyak dan gas bumi (migas).
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto mengungkapkan terdapat setidaknya 25 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang tertarik untuk masuk ke Indonesia untuk menggarap potensi migas nasional.
"Ada banyak ada 25 (KKKS tertarik masuk). (Potensi migas RI) menarik dong sama kan kita potensi di Indonesia banyak kita ke depan mau lelang 60 blok," ujarnya saat ditemui di sela acara IPA Conference & Exhibition 2025, di BSD, Selasa (20/5/2025).
Dari sebanyak 25 KKKS yang tertarik untuk berinvestasi di RI, beberapa diantaranya merupakan perusahaan migas kelas kakap seperti perusahaan migas asal Inggris Shell, perusahaan migas Perancis Total, hingga perusahaan migas Amerika Serikat (AS) Chevron.
Beberapa perusahaan yang akan menggarap potensi migas dalam negeri tersebut, lanjut Djoko, utamanya akan melakukan kegiatan eksplorasi potensi migas.
"Ada yang sudah joint study, ada yang mau tinggal jalan, tinggal pilih lah," imbuhnya.
Potensi 128 cekungan migas
Kepala Divisi Prospektivitas Migas dan Manajemen Data Wilayah Kerja SKK Migas Asnidar mengungkapkan bahwa saat ini Indonesia memiliki hingga 65 cekungan potensi minyak dan gas bumi (migas) yang belum tereksplorasi.
Dia mengatakan, sejatinya Indonesia memiliki hingga 128 cekungan migas yang mana lebih dari setengahnya yakni sebanyak 65 cekungan masih 'perawan' alias belum tereksplorasi.
"Dari 128, masih ada 65 basin yang masih unexplored. Artinya apa? Lebih besar di atas 50% yang belum di unexplored," ujarnya dalam Media Briefing IPA Convex, di Jakarta, Kamis (24/4/2025).
Adapun, 128 cekungan tersebut terdiri dari 20 cekungan yang sudah berproduksi, 27 cekungan discovery, 5 cekungan terbukti dengan sistem petroleum, 3 cekungan indikasi hidrokarbon, 8 cekungan dengan data geologi dan geofisika, dan 65 cekungan belum tereksplorasi.
"Dan angka ini dalam 1 dekade tidak berubah, belum berubah. Nanti kita lihat ada momentum penting berubah, ada yang bergerak nanti. Saat Masela onstream nanti, Masela onstream, ini membuktikan akan ada naik 1 basin produksi," imbuhnya.
Dengan masih adanya cekungan migas itu, Asnidar optimis terhadap peluang investasi sektor migas di dalam negeri.
"Dan ini poin pentingnya adalah, dari 128 ini ada 2 hal yang kita highlight di sini adalah peluang. Peluang kita kalau kita bicara peluang, kita masih optimis, masih banyak peluang ke depan. Dan yang kedua adalah tantangan," tandasnya.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rusia Tahan Kapal Tanker di Danau NATO, Situasi Mendadak Panas!
Next Article SKK Migas 'Cuci Gudang'! 503 Sumur Nganggur Dilelang ke Investor