Jakarta, CNBC Indonesia - Ukraina dilaporkan sedang bersiap untuk mengganti dolar Amerika Serikat (AS) ke Euro. Hal ini disampaikan Gubernur Bank Sentral Andriy Pyshnyi, Rabu (7/5/2025).
Dalam pernyataannya, Pyshnyi menyebut hal ini dilakukan di tengah-tengah pecahnya perdagangan global dan meningkatnya hubungannya dengan Eropa. Hal ini kemudian mendorong Kyiv untuk meninjau apakah euro harus menjadi mata uang referensi untuk hryvnia Ukraina.
"Tinjauan apakah euro harus menjadi mata uang referensi untuk hryvnia Ukraina didasarkan pada potensi bergabung dengan Uni Eropa, penguatan peran UE dalam memastikan kemampuan pertahanan kita, volatilitas yang lebih besar di pasar global, dan kemungkinan fragmentasi perdagangan global," ujarnya kepada Reuters.
"Pekerjaan ini rumit dan memerlukan persiapan berkualitas tinggi dan serba guna."
Dolar mendominasi perdagangan internasional dan menyumbang sebagian besar cadangan global. Negara-negara ekonomi utama termasuk Arab Saudi dan Hong Kong mematok mata uang mereka terhadap dolar.
Namun di bawah Presiden Donald Trump, AS telah melancarkan perang dagang dengan memperkenalkan apa yang bisa menjadi tarif tertinggi dalam satu abad, sebuah langkah yang telah mendorong beberapa pengamat mempertanyakan peran dolar di masa depan sebagai mata uang cadangan global.
Di sisi lain, memasuki tahun keempat Kyiv memerangi serangan Rusia, Ukraina juga telah melihat Trump menghentikan sementara beberapa bantuan militer ke negara itu. Ini membuat hubungan keduanya sempat merenggang. Walau begitu, para pemimpin Eropa, termasuk dari UE, telah berjanji untuk memperkuat militer Kyiv guna memastikannya dapat menjadi landasan keamanan masa depan di Ukraina.
Ukraina meluncurkan hryvnia pada tahun 1996, dan selama beberapa dekade telah menggunakan dolar sebagai mata uang acuan. Segera setelah serangan Rusia pada bulan Februari 2022, bank sentral memberlakukan kontrol modal dan mematok hryvnia pada nilai tukar resmi sekitar 29 terhadap dolar AS. Ukraina kemudian terpaksa mendevaluasi mata uangnya karena penumpukan ketidakseimbangan fiskal.
Pada bulan Oktober 2023, bank sentral beralih dari patokan kuat ke rezim nilai tukar terkelola yang menggunakan dolar AS sebagai acuan atau pengukur untuk mengukur intervensi valuta asing dan untuk memperlancar fluktuasi nilai tukar.
(tps/tps)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AS Tentukan Langkah Negosiasi Perang Rusia-Ukraina Pekan Ini
Next Article Terungkap Strategi Trump Akhiri Perang Rusia Ukraina, Ada Peran NATO