Ahli Temukan Ruang Rahasia Pembuatan Narkoba di Situs Sejarah

7 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Para arkeolog menemukan sebuah ruang rahasia pembuatan narkoba berusia 2.500 tahun di Andes, Peru. Ruangan itu dipenuhi oleh tulang burung berlubang yang berisi jejak tembakau dan psikedelik.

Keberadaan tabung tembakau di ruang tersembunyi tersebut juga menunjukkan para kaum elit hobi mengadakan ritual rahasia pada masa pra-Inca.

"Tabung-tabung itu mirip dengan gulungan uang kertas yang digunakan para penjudi untuk menghirup kokain dalam film," kata Daniel Contreras, seorang arkeolog di Universitas Florida, kepada Live Science.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Senin (5/5) di jurnal PNAS, Contreras dan tim arkeolog menganalisis residu kimia dalam 23 artefak tulang dan kerang dari situs arkeologi Chavín de Huántar di dataran tinggi Peru. Mereka bermaksud menyelidiki asumsi bahwa ritual di situs itu melibatkan zat-zat narkoba.

Studi ini merupakan yang pertama kali menunjukkan obat-obatan spesifik yang dihirup di Chavín, di mana aktivitas ritualnya tinggi tetapi baru ada sedikit bukti langsung penggunaan narkoba.

Chavín merupakan pusat utama kegiatan ritual antara tahun 1200 SM hingga 400 SM, sebelum lahirnya kekaisaran Inca. Kompleks ini mencakup bangunan-bangunan batu yang dibangun di sekitar alun-alun terbuka.

Seiring dengan bertambahnya jumlah bangunan selama berabad-abad, beberapa ruangan menjadi ruang interior yang disebut galeri.

Salah satu galeri tertentu disegel sekitar tahun 500 SM dan tidak dibuka lagi hingga penggalian arkeologi pada tahun 2017. Ketika para arkeolog menjelajahi galeri tersebut, mereka menemukan 23 artefak yang diukir dari tulang dan cangkang hewan menjadi tabung dan sendok.

Analisis residu kimia pada artefak tersebut mengungkapkan bahwa enam artefak mengandung senyawa organik nikotin, kemungkinan dari tembakau, dan dimetiltriptamin (DMT), obat halusinogen alami yang umum ditemukan dalam teh ayahuasca.

Analisis mikrobotani lebih lanjut menunjukkan bahwa empat artefak pernah mengandung akar spesies Nicotiana liar dan biji serta daun vilca (Anadenanthera colubrina) yang mengandung DMT, yang kemungkinan dikeringkan, dipanggang, dan digiling untuk menghasilkan tembakau hisap yang manjur.

"Kami menduga tabung-tabung itu mungkin digunakan sebagai inhaler. Serta, untuk memasukkan tembakau hisap melalui hidung," kata Contreras.

Tabung tembakau hisap tulang, yang mungkin terbuat dari sayap elang peregrine (Falco peregrinus), juga terkonsentrasi di daerah-daerah dengan akses terbatas di Chavín, yang menunjukkan bahwa penggunaan zat psikoaktif dikendalikan oleh orang tertentu.

Karena hanya segelintir orang yang bisa masuk ke area galeri kecil di Chavín, para peneliti berpikir penggunaan narkoba memperkuat hierarki sosial, menciptakan kelas elit yang terpisah dari para pekerja yang membangun monumen Chavín.

Akses terkendali terhadap penggunaan obat-obatan terlarang untuk ritual juga dapat membantu menjelaskan transisi sosial besar di Andes kuno - dari masyarakat yang lebih egaliter ke kekaisaran Tiwanaku, Wari, dan Inca yang lebih hierarkis.

Meski begitu, masih diperlukan penelitian tambahan untuk memahami sepenuhnya pentingnya zat-zat psikoaktif di Andes kuno, menurut para peneliti.


(hsy/hsy)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Domino Perang Dagang ke Bisnis Parfum Lokal

Next Article Arkeolog Temukan Makam Dukun Sakti yang Layani Istana Firaun

Read Entire Article
Photo View |