Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) membeberkan alasan dari menurunnya ekspor timah RI sepanjang tahun 2024 bila dibandingkan dengan jumlah ekspor dari tahun 2020-2023.
Ketua Umum AETI Harwendro mengatakan bahwa bila dibandingkan dengan tahun 2023 saja, jumlah ekspor timah tahun 2024 turun sebesar 34% yakni menjadi 45.321 ton dibandingkan tahun 2023 sebesar 68.140 ton.
"Dari tahun 2020 sampai dengan 2024, dimana rata-rata Indonesia mengekspor sekitar 60.000 sampai 75.000 ton per tahun. Dari grafik terlihat, tertinggi di tahun 2022, kemudian di 2023 mengalami sedikit penurunan, dan di 2024 penurunannya sangat signifikan," beber Harwendro dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi VI DPR RI, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Harwendro mengungkapkan bahwa terdapat berbagai faktor di balik terjunnya jumlah ekspor timah pada tahun 2024. Faktor pertama adalah lantaran keterlambatan penerbitan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) mineral dalam negeri yang berlaku secara 3 tahunan.
"Itu karena faktor utama penerbitan RKAB yang terlambat, dan karena terlambat ketika itu diberlakukan 3 tahun RKAB, sehingga mengalami penurunan di Q1 dan Q2," jelasnya.
Faktor kedua, terang Harwendro, proses penegakan hukum kasus korupsi tata niaga timah di dalam negeri. Belum lagi, lanjutnya, lantaran penyitaan 5 fasilitas pemurnian dan pemrosesan (smelter) timah di dalam negeri.
Harwendro juga menyebutkan faktor lain seperti penangguhan 60 daftar Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Indonesia oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) juga berpengaruh pada jumlah ekspor timah tahun 2024.
"Kemudian yang paling sangat terasa dan menyita perhatian publik adalah kasus hukum tentang tata niaga pertimahan yang diusut oleh Kejaksaan Agung, di mana di situ ada lima smelter besar saat itu, yang punya kemampuan produksi per tahunnya hampir 18.000 ton ketika itu," tambahnya.
Dia juga mengatakan, faktor lainnya seperti maraknya kasus penyelundupan bijih timah ilegal ke luar negeri dinilai juga menjadi alasan turunnya ekspor timah di Indonesia tahun 2024.
"Dan juga faktor lain mungkin menurunnya produksi PT Timah itu karena kasus hukum juga, mungkin mereka agak sedikit shock atau lebih berhati-hati dalam kebijakan mereka, sehingga itu mempengaruhi dari produksi mereka," tandasnya.
Asal tahu saja, AETI mencatat, ekspor timah tahun 2020-2024 dengan detail berikut ini:
2020: 65.150 ton
2021: 74.405 ton
2022: 72.251 ton
2023: 68.140 ton
2024: 45.321 ton
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Tata Kelola Timah Diperbaiki, Ekonomi Babel Kembali Menggeliat
Next Article Produksi Timah RI Turun Hingga 12% Jadi 45 Ribu Ton