Ruang Air Mata Jadi Saksi Bisu Seribu Emosi Paus Baru

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Di balik keriuhan dunia setiap kali menyambut Paus baru, ada momen sunyi saat Paus terpilih menuju ruang khusus pergantian baju. Ruang ini menjadi saksi kekhawatiran hingga kecemasan puluhan Paus menghadapi tugas maha berat ke depan.

Dunia menyambut Paus Leo XIV menggantikan Paus Fransiskus pada Kamis waktu Roma (8/5/2025). Kehadiran Ruang Air Mata pun kembali diperbincangkan.

Ruang kecil tersebut adalah ttempat Paus yang baru terpilih mengganti pakaian kardinal merahnya menjadi jubah putih kepausan. Ruang tersebut dikenal sebagai Room of Tears - atau dalam Bahasa Italia, Stanza delle Lacrime. Kalau nama itu belum cukup berat, sebagian orang juga menyebutnya sebagai Crying Room (Ruang Menangis).

Room of Tears hanya berjarak beberapa langkah dari Kapel Sistina, tempat memilih Paus Baru.  Kapel Sistina ada di bagian timur laut Basilika Santo Petrus, dekat dengan Perpustakaan Vatikan dan Museum Vatikan.

Ruang kecil ini menyediakan tiga ukuran pakaian atau jubah kepausan.

Namun ruang ini bukan hanya soal kebutuhan praktis. Room of Tears juga menyimpan memorabilia, dokumen, serta pakaian dari para Paus terdahulu.

Meskipun ruangan ini biasanya dikunci, kadang-kadang orang dapat mengunjunginya. Letaknya tepat di sebelah kiri Kapel Sistina bila menghadap ke altar.

Konklaf untuk pemilihan Paus di Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025) waktu setempat. (Vatican Media/Handout via REUTERS)Foto: Konklaf untuk pemilihan Paus di Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025) waktu setempat. (Vatican Media/Handout via REUTERS)
Konklaf untuk pemilihan Paus di Kapel Sistina, Vatikan, Rabu (7/5/2025) waktu setempat. (Vatican Media/Handout via REUTERS)

Setelah Paus terpilih menerima tugasnya yang juga sekaligus mengakhiri proses konklaf, Dekan Kardinal akan menanyakan nama kepausan yang ia pilih.

Setelah itu, Paus baru memiliki beberapa saat di Room of Tears, tempat ia mengenakan jubah putih kepausannya. Beberapa saat kemudian, ia akan melihat ke arah Lapangan Santo Petrus dan menyapa dunia sebagai Paus untuk pertama kalinya.

Paus Fransiskus dalam autobiografinya tahun 2025 berjudul "Hope" mengenang bahwa setelah memasuki sakristi, ia menemukan cincin episkopalnya masih ada di saku. Ia memilih untuk tidak mengenakan jubah beludru merah yang dikenal sebagai mozzetta, maupun sepatu merah.

"Saya memakai sepatu ortopedi; kaki saya agak datar," tulisnya, dikutip dari Chatolic News Agency.

Mengapa Dinamai Ruang Air Mata?

Ruang kecil yang sederhana ini adalah tempat di mana Paus yang baru terpilih menyendiri sesaat setelah menerima jabatan kepausan, hanya beberapa saat sebelum ia diperkenalkan kepada dunia dari balkon Basilika Santo Petrus.

Nama ruangan ini berasal dari emosi yang sangat kuat yang kerap menguasai para Paus baru saat mereka menyadari tanggung jawab spiritual dan kemanusiaan yang luar biasa dalam memimpin sekitar 1,4 miliar umat Katolik di seluruh dunia.

Banyak yang menangis di sini, diliputi oleh rasa rendah hati, takjub, atau bahkan ketakutan akan besarnya peran yang kini harus mereka emban.

Ketika Paus Leo XIII terpilih pada tahun 1878, konon ia menangis. Pada usia 67 tahun, ia merasa dirinya terlalu tua untuk menjabat sebagai Paus. Faktanya, dia memang kemudian menjadi Paus tertua kedua dalam sejarah dan wafat di usia 93 tahun.

Pada 1958, ketika Paus Yohanes XXIII melihat dirinya di cermin dengan jubah putih kepausannya, ia bergurau bahwa dirinya akan menjadi "bencana di televisi." Jubah Paus Yohanes XXIII mesti dipasangi peniti di berbagai tempat karena ukuran tubuhnya yang besar.

Tak heran jika bagi para Paus terpilih sepanjang sejarah, ruang kecil di samping Kapel Sistina yang menyimpan pakaian kepausan menjadi lebih dari sekadar ruang untuk berganti pakaian.

Di dalam Ruang Air Mata ini, Paus terpilih mengganti pakaian dari jubah merah kardinal menjadi cassock putih kepausan.

Paus Leo XIV, yang baru terpilih dari hasil Konklaf tanggal 7-8 Mei 2025, menyampaikan salam dan berkat pertamanya dari balkon Basilika Santo Petrus< Vatikan, Rabu (7/5/2025). (REUTERS/Claudia Greco)Foto: Paus Leo XIV, yang baru terpilih dari hasil Konklaf tanggal 7-8 Mei 2025, menyampaikan salam dan berkat pertamanya dari balkon Basilika Santo PetrusPaus Leo XIV, yang baru terpilih dari hasil Konklaf tanggal 7-8 Mei 2025, menyampaikan salam dan berkat pertamanya dari balkon Basilika Santo Petrus

Tiga ukuran pakaian - kecil, sedang, dan besar - telah disiapkan, bersama dengan kotak-kotak sepatu dan perlengkapan kepausan lainnya.

Di sini, Paus yang terpilih akan berhenti sejenak untuk berdoa dan merenung, terkadang sendirian, terkadang ditemani oleh Master of Ceremonies Vatikan sebagai persiapan untuk penampilan publik pertamanya sebagai Penerus Santo Petrus.

Melansir Catholic news Agency, ada sebuah plakat bertanggal 31 Mei 2013 berbunyi:
"Di ruangan ini, yang disebut 'air mata' sejak masa Paus Gregorius XIV, yang pada tanggal 5 Desember 1590, tepat setelah terpilih sebagai Paus, meneteskan air mata karena haru, Paus baru, setelah menerima pemilihannya, mengenakan pakaian jabatannya."

Simbolisme dari momen ini sangat mendalam: lebih dari sekadar pergantian pakaian, ini adalah transformasi identitas.

Seperti yang dijelaskan Monsinyur Marco Agostini, Master of Ceremonies Kepausan, kepada kantor berita Italia Agenzia Nuova, di ruangan inilah Paus menyadari siapa dirinya sekarang. Pergantian pakaiannya mencerminkan perubahan mendalam dalam kehidupannya. Di tempat itu, ia memahami bahwa jabatan ini jauh lebih besar daripada dirinya sebagai pribadi.

CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]

(mae/mae)

Read Entire Article
Photo View |