FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
10 May 2025 07:00

Hanya kurang dari 24 jam setelah terpilih, Paus Leo XIV langsung memimpin Misa perdananya di Kapel Sistina, Vatikan, Jumat (9/5/2025) waktu setempat. Dalam momen sakral itu, Paus asal Amerika Serikat ini menyampaikan pesan pertamanya sebagai pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia. (Vatican Media/Francesco Sforza Handout via REUTERS)

Dengan jubah putih dan emas sederhana, Paus Leo XIV, yang bernama asli Kardinal Robert Prevost memulai homilinya dalam bahasa Inggris, sebelum melanjutkannya dalam bahasa Italia. Ia menyampaikan harapannya agar Gereja Katolik tetap menjadi cahaya di tengah "malam-malam gelap dunia". (Vatican Media/Handout via REUTERS)

"Allah telah mempercayakan harta ini kepada saya, agar dengan bantuan-Nya saya bisa menjadi pengelola yang setia bagi seluruh tubuh mistik Gereja," ujarnya. "Agar Gereja dapat menjadi kota yang berdiri di atas bukit, bahtera keselamatan di tengah arus sejarah, dan cahaya bagi malam-malam gelap dunia," ujarnya menambahkan. (Vatican Media/Simone Risoluti Handout via REUTERS)

Paus Leo juga mengajak para kardinal untuk berjalan bersamanya dalam misi Gereja untuk mewartakan Injil. "Saya tahu saya bisa mengandalkan kalian semua untuk berjalan bersama saya sebagai komunitas sahabat Yesus, sebagai umat beriman yang mengabarkan kabar baik," ujarnya dalam bahasa Inggris. (Vatican Media/Handout via REUTERS)

Paus juga menyoroti pentingnya misi Gereja untuk hadir di tempat-tempat yang mengalami 'kekurangan iman', terutama di tengah budaya yang memuja uang, kekuasaan, teknologi, dan kesenangan. (Vatican Media/Simone Risoluti Handout via REUTERS)

Paus Leo XIV merupakan Paus pertama yang berasal dari Amerika Serikat, meski ia juga memegang kewarganegaraan Peru. Ia menghabiskan lebih dari dua dekade hidupnya sebagai misionaris dan Uskup di Peru, termasuk sebagai Uskup Chiclayo dari 2015 hingga 2023. (Vatican Media/Simone Risoluti Handout via REUTERS)

Pengangkatannya pun dirayakan oleh umat Katolik di Peru, yang merasa memiliki kedekatan emosional dengan sang Paus. Lonceng gereja berdentang dan umat turun ke jalan merayakan terpilihnya tokoh yang dianggap sebagai "orang mereka". (Vatican Media/Simone Risoluti Handout via REUTERS)

Paus Leo menggantikan mendiang Paus Fransiskus yang wafat bulan lalu di usia 88 tahun. Ia dihadapkan pada berbagai tantangan besar, mulai dari defisit anggaran Vatikan hingga perdebatan internal soal peran perempuan, umat LGBT, dan isu perceraian dalam Gereja. (Vatican Media/Simone Risoluti Handout via REUTERS)