Trump ke Presiden Suriah: Cabut Sanksi-Normalisasi Hubungan ke Israel

5 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bertemu Presiden Suriah Ahmed al-Sharaa di Riyadh, Arab Saudi, Rabu (14/5/2025). Pertemuan keduanya dilakukan di sela-sela waktu sebelum pertemuan puncak antara AS dan negara-negara Teluk Arab.

Dalam pertemuan itu, Trump kembali menggemakan keputusannya untuk mencabut sanksi atas Suriah. Namun, Trump juga meminta Sharaa untuk melangkah dengan menormalisasi hubungan diplomatik antara Suriah dengan Israel.

"Trump mendesak Sharaa untuk bergabung dengan Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko, yang menormalisasi hubungan dengan Israel di bawah Perjanjian Abraham yang ditengahi AS pada tahun 2020," ujar Sekretaris Pers Gedung Putih dalam akun X-nya dikutip Reuters.

Di dalam forum itu, AS juga berharap Arab Saudi akan bergabung dengan Perjanjian Abraham. Diskusi tentang masalah ini terhenti setelah perang Gaza meletus dan kerajaan bersikeras tidak akan ada normalisasi tanpa negara Palestina. Trump mengatakan pada hari Selasa bahwa Arab Saudi akan bergabung dengan perjanjian tersebut pada waktunya sendiri.

Keputusan pencabutan sanksi AS merupakan dorongan besar bagi Sharaa, yang telah berjuang untuk membawa negara tersebut di bawah kendali pemerintah Damaskus setelah menggulingkan mantan Presiden Bashar Al Assad pada bulan Desember. Pencabutan ini akan membuka pintu bagi bantuan internasional dan investasi untuk masuk ke Negeri Syam itu.

Pencabutan sanksi dilakukan meskipun sekutu utama AS, Israel, sangat curiga terhadap pemerintahan Sharaa. Pejabat Israel terus menggambarkan Sharaa sebagai seorang jihadis, meskipun ia memutuskan hubungan dengan Al Qaeda pada tahun 2016.

Tak hanya itu, Tel Aviv juga meningkatkan operasi militernya sejak Assad digulingkan, dengan mengatakan bahwa Israel tidak akan menoleransi kehadiran kaum Islamis di Suriah selatan. Sejauh ini, Negeri Zionis itu telah merebut wilayah di barat daya Suriah seraya memperingatkan pemerintah Suriah agar tidak mengerahkan pasukan di sana.

Transaksi Bisnis

Sementara itu, hari pertama Trump dari empat hari perjalanannya di kawasan Teluk ditandai dengan upacara mewah dan transaksi bisnis, termasuk komitmen US$ 600 miliar (Rp 9.922 triliun) dari Arab Saudi untuk berinvestasi di AS dan US$ 142 miliar (Rp 2.348 triliun) dalam penjualan senjata AS ke kerajaan tersebut.

Nanti pada hari Rabu, Trump akan terbang ke ibu kota Qatar, Doha, di mana ia akan berpartisipasi dalam kunjungan kenegaraan bersama Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan pejabat lainnya. Qatar, sekutu utama AS, diperkirakan akan mengumumkan investasi ratusan miliar dolar di AS.

Kunjungan Trump ke Doha adalah untuk mengikuti pengumuman Gedung Putih minggu ini bahwa mereka berencana untuk menerima pesawat Boeing 747-8, yang akan diperlengkapi untuk berfungsi sebagai Air Force One, sebagai hadiah dari Qatar.

Pesawat mewah tersebut, yang akan menjadi salah satu hadiah paling berharga yang pernah diterima oleh pemerintah AS, pada akhirnya akan disumbangkan ke perpustakaan kepresidenan Trump. Hal ini telah memicu kemarahan dari Demokrat dan kekhawatiran keamanan bipartisan. Beberapa pejabat mengatakan hal ini dapat menciptakan persepsi korupsi, bahkan tanpa adanya imbalan.


"Meskipun rincian pasti dari investasi yang Qatar rencanakan untuk diumumkan pada hari Rabu tidak jelas, Qatar Airways diperkirakan akan mengumumkan kesepakatan untuk membeli sekitar 100 jet berbadan lebar dari Boeing," menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.


Setelah kunjungannya ke Qatar, Trump akan terbang ke Abu Dhabi untuk bertemu dengan para pemimpin UEA pada hari Kamis. Ia kemudian dijadwalkan untuk terbang kembali ke Washington pada hari Jumat, tetapi ia mengatakan ia dapat terbang ke Turki sebagai gantinya untuk pertemuan potensial antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Wih! Raja Salman Bakal Lunasi Utang Suriah ke Bank Dunia

Next Article Mesin Kematian Assad Ditemukan di Suriah, Kuburan Massal 100.000 Orang

Read Entire Article
Photo View |