Wamenkeu Akui Negosiasi RI Soal Tarif Trump 'Sangat Bold'

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia menjadi salah satu negara utama yang melakukan negosiasi dengan Amerika Serikat setelah Presiden AS, Donald Trump menetapkan tarif impor kepada negara-negara mitra dagang.

Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan tarif yang dikenakan oleh AS sebesar 32% sangat memukul industri-industri di Indonesia, seperti sektor manufaktur.

Kendati demikian, Indonesia dapat mengambil kesempatan untuk melakukan negosiasi dalam jeda waktu 90 hari yang diberikan oleh Presiden Donald Trump.

"Tapi dengan 90 hari pause, kemudian negosiasi kita yang sangat-sangat bold, sangat comprehensive, dan kita termasuk yang pertama kali tanggal 9 April, kita sudah mengirimkan surat ke U.S. Treasury, U.S. Commerce, dan USTR," ujar Anggito dalam acara Kagama Forum Leaders, Rabu (14/5/2025).

Langkah cepat Indonesia dalam menanggapi tarif impor AS tersebut disambut baik oleh pihak AS. Bahkan menurutnya RI mendapatkan apresiasi karena menjadi salah satu negara yang pertama mengajukan negosiasi.

"Kita diapresiasi karena kita merupakan negara yang pertama kali mengajukan suatu comprehensive partnership," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan Indonesia sudah masuk ke negosiasi tahap awal dengan ditandatanganinya nondisclosure agreement dengan USTR.

Dengan demikian, RI masuk ke jajaran negara yang melakukan negosiasi tarif di tahap awal.

"Indonesia sudah tanda tangan non disclosure agreement dengan USTR artinya kita sudah masuk fase negosiasi dan Indonesia adalah salah satu dari 20 negara yang sudah mulai proses negosiasi awal," ujar Airlangga.

"Secara keseluruhan pemerintah AS apresiasi strategi dan pendekatan serta proposal yang diusulkan AS dan kedua pihak setuju proses yang lebih intensif di tingkat teknis bahkan secara teknis sudah dipersiapkan 5 sektor khusus sejenis working group percepat pembahasan," sambung Airlangga.

(haa/haa)

Next Article Terungkap! Ini 10 Poin Perundingan Negosiasi Dagang RI dan AS