Kiamat Media Sosial Sudah Dekat, Mark Zuckerberg Ungkap Penggantinya

3 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Masa kejayaan media sosial sebagai wadah manusia modern untuk berinteraksi telah berakhir. Setidaknya begitu yang diindikasikan pendiri dan CEO Meta (Facebook, Instagram, WhatsApp, Threads), Mark Zuckerberg. 

Pernyataan tersebut terungkap saat Zuckerberg dalam persidangan terkait gugatan oleh Federal Trade Commission (FTC) atas dominasi Meta, induk Facebook dan Instagram, di pasar media sosial.

Menurut Zuckerberg, tren berbagi momen pribadi di Facebook mengalami penurunan signifikan. Hal ini bisa dilihat dari jumlah teman baru yang ditambahkan orang ke platform media sosial pertama ciptaannya.

"Bahkan jumlah teman baru yang ditambahkan orang, saya rasa telah menurun," ujarnya, dikutip dari Ars Technica, Senin (19/5/2025).

Perlu diketahui, FTC menuduh Meta menyalahgunakan dominasi di pasar media sosial dengan membeli pesaing-pesaingnya demi memonopoli koneksi personal antar pengguna.

Namun, Meta menegaskan bahwa kini mereka menghadapi persaingan serius dari platform baru seperti TikTok, yang tidak berfokus pada koneksi sosial tradisional, melainkan pada algoritma penemuan konten.

Zuckerberg menekankan sebagian besar interaksi sosial terjadi melalui berbagi konten hiburan kreator lewat pesan pribadi, bukan lagi dari unggahan teman dekat.

Itulah sebabnya Meta meluncurkan fitur Reels dan mengadopsi elemen dari TikTok untuk mempertahankan relevansi.

"TikTok sekarang lebih besar daripada Facebook maupun Instagram, dan saya tidak suka saat kompetitor kami mengungguli kami," katanya.

Ia juga menyatakan bahwa Meta tidak berencana membeli TikTok, mengingat kekhawatiran atas bisnis yang berbasis di China.

Namun, argumen Meta bahwa TikTok merupakan pesaing langsung dipertanyakan di pengadilan. Hakim mempertanyakan apakah TikTok benar-benar bisa menggantikan fungsi Facebook dalam menjaga hubungan personal.

Pakar hukum Kenneth Dintzer mencatat bahwa Zuckerberg tampaknya mencoba untuk mengajukan teori yang berbeda yang menjelaskan mengapa TikTok merupakan saingan mereka.

Ia mencoba untuk mendefinisikan ulang "media sosial" untuk mengatasi skeptisisme hakim dalam mempertimbangkan TikTok sebagai saingan Meta yang sebenarnya.

"Teori Zuckerberg, menyatakan bahwa jika saya membuka sesuatu di TikTok atau di YouTube, dan saya mengirimkannya ke teman, itulah media sosial," jelas Dintzer.

Raksasa teknologi memang tengah menghadapi kasus dugaan monopoli di beberapa negara, termasuk AS dan Uni Eropa. Tak cuma Meta yang terjerat, tetapi juga Google hingga Apple. 


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Aturan "Rumit" - Investasi Mahal Hambat Internet Masuk Pelosok

Read Entire Article
Photo View |