Putin Beri 'Angin Surga', Trump Sesumbar Perang Rusia-Ukraina Berakhir

5 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi gencatan senjata, setelah pembicaraan telepon selama 2 jam dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun, meskipun Trump menyampaikan optimisme, belum ada konsesi besar yang diperoleh dari pihak Moskow, terutama terkait tuntutan untuk menghentikan perang secara langsung.

Dalam pernyataan di platform Truth Social miliknya, Trump mengatakan bahwa ia telah menyampaikan rencana tersebut kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky serta para pemimpin Uni Eropa, Prancis, Italia, Jerman, dan Finlandia dalam panggilan kelompok setelah percakapannya dengan Putin.

"Rusia dan Ukraina akan segera memulai negosiasi menuju gencatan senjata dan, yang lebih penting, AKHIR dari perang," tulis Trump, Senin (19/5/2025) waktu setempat.

Ia menambahkan dalam pernyataan terpisah di Gedung Putih bahwa "beberapa kemajuan sedang dibuat".

Putin sendiri menyampaikan bahwa upaya mengakhiri perang kini "secara umum berada di jalur yang benar", dan bahwa Rusia siap bekerja sama dengan Ukraina untuk menyusun memorandum perdamaian.

"Kami telah sepakat dengan Presiden AS bahwa Rusia akan mengajukan dan siap bekerja sama dengan pihak Ukraina mengenai sebuah memorandum tentang kemungkinan kesepakatan damai di masa depan," ujar Putin kepada media dari resor Laut Hitam Sochi.

Putin mengatakan bahwa memorandum tersebut akan mencakup sejumlah posisi penting, termasuk prinsip-prinsip penyelesaian, waktu pelaksanaan kesepakatan, dan terutama penghapusan akar penyebab konflik.

Meski Trump menekankan perlunya gencatan senjata segera, Putin tetap bertahan pada sikapnya, yakni menuntut prasyarat sebelum menghentikan operasi militer. Ini termasuk pengakuan atas wilayah pendudukan dan jaminan keamanan jangka panjang.

Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt menyebut panggilan Trump sebagai "kemenangan jelas bagi Putin."

"Putin berhasil mengalihkan tuntutan untuk gencatan senjata langsung dan tetap bisa melanjutkan operasi militer sambil memberi tekanan diplomatik," tulis Bildt di X.

Sementara itu, Presiden Ukraina Zelensky, usai berbicara dengan Trump, menyatakan bahwa Kyiv dan para sekutunya tengah mempertimbangkan pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan Ukraina, Rusia, AS, negara-negara Uni Eropa, dan Inggris.

Zelensky berharap pertemuan ini dapat segera terlaksana, dengan kemungkinan tuan rumah adalah Turki, Vatikan, atau Swiss.

Trump menyambut gagasan tersebut dan menyatakan bahwa Vatikan, "seperti yang disampaikan Paus," sangat tertarik menjadi tuan rumah negosiasi. Namun, Vatikan belum memberikan tanggapan resmi atas pernyataan Trump.

Ultimatum AS

Sementara itu, Wakil Presiden AS JD Vance dalam kunjungannya ke Roma mengeluarkan peringatan keras: jika tidak ada kemajuan berarti, Washington siap menghentikan keterlibatan dalam proses perdamaian.

"Akan tiba saatnya kami berkata: 'Kami sudah mencoba, tapi ini tidak ada hasilnya, dan kami tidak akan melanjutkan lagi,'" tegas Vance.

Sementara itu, sejumlah pemimpin Eropa menuntut Trump agar ikut menjatuhkan sanksi ekonomi baru terhadap Rusia karena penolakannya atas gencatan senjata.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan percakapannya dengan Trump berjalan baik, namun menekankan pentingnya keterlibatan penuh AS dalam proses diplomatik.

Namun hingga kini, Trump masih menahan diri untuk mengambil tindakan lebih keras terhadap Moskow, di tengah kritik bahwa pendekatannya terhadap Rusia lebih lunak dibandingkan pendahulunya, Joe Biden.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: AS Tentukan Langkah Negosiasi Perang Rusia-Ukraina Pekan Ini

Next Article Terungkap Strategi Trump Akhiri Perang Rusia Ukraina, Ada Peran NATO

Read Entire Article
Photo View |